Serpong, Hutan Karet yang Beralih Rupa.Namanya tenar dan menjual.


Kutipan dari Koran Kompas halaman 24, titel : 
Serpong, Hutan Karet yang Beralih Rupa.Namanya tenar dan menjual.

Peliput : Amanda Putri Nugrahanti

(foto Stasiun Serpong dan Puskesmas UI Serpong dan proyek Tol  Cinere - Serpong)
 Proses pengerjaan proyek tol Cinere-Serpong di kawasan CIpayung, Tangerang Selatan, Rabu (14/11/2018). 

Serpong kini berkembang menjadi kawasan pemukiman dan komersial.
Kecamatan Serpong sejak tahun 1989 telah dipersiapkan menjadi kota guna menjawab persoalan semakin padatnya Jakarta. Tiga puluh tahun kemudian, Serpong beralih dari kebun karet menjadi pemukiman dan kawasan komersial. Namanya tenar dan menjual.

Sebutan Serpong sebagai kota antara lain tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 4 Tahun 1989 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Serpong Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang. Perda itu diterbitkan bertepatan dengan masuknya investor ke Serpong sejak tahun 1984.
Serpong pun menjadi satu dari tujuh kecamatan di Kota Tangerang Selatan sejak 26 November 2008.

Gambaran soal Serpong sebagai kota, antara lain disampaikan Rizal Sofyan Gueci (64), dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, yang juga merupakan warga Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong, Tangsel.

“Serpong sejak dahulu sudah ramai meski letaknya jauh dari pusat Kabupaten Tangerang. Sejak zaman sebelum kemerdekaan, sudah ada jalur kereta api Tanah Abang-Rangkasbitung. Kereta sudah berhenti di Serpong,” tutur Rizal yang mengumpulkan serpihan sejarah tentang Serpong dan menyimpannya dengan baik hingga kini..

Serpong se makin ramai dengan didirikannya Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi (Puspitek) oleh Presiden RI Soekarno. Kemudian Universitas Indonesia bekerja sama dengan Universitas Leiden Belanda membuat pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Serpong, untuk kegiatan penelitan dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.


SEKAR GANDHAWANGI UNTUK KOMPAS
Gedung Pusat Reaktor Serba Guna G. A. Siwabessy, Kawasan Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (25/9/2018).

“Waktu UI membuat puskesmas di Serpong, kakak saya sudah jadi mahasiswa Fakultas Kedokteran UI. Saya menjadi mahasiswa Fakultas Hukum UI tahun 1974. Wakil rektor UI waktu itu, Prof Slamet Iman Santoso, yang menggagas kerja sama antara UI dengan Leiden di Serpong,” kata Rizal.

Hingga saat ini, Puskesmas Serpong masih ada, terletak di tepi Jalan Raya Serpong, bersebelahan dengan Pasar Serpong. Bangunan puskesmas masih berupa bangunan lama dengan beberapa bangunan baru.

Terdapat juga asrama mahasiswa UI yang sejak dulu disediakan untuk mahasiswa yang sedang tugas penelitian dan pengabdian masyarakat.


(dikutip oleh  Rizal Sofyan  Gueci dari tulisan Amanda Putri Nugrahanti)

Komentar

Postingan Populer